BANDUNG | REPUBLIKNEWS – Kecelakaan maut melibatkan dua kereta api, yakni Kereta Api (KA) Turangga relasi Bandung-Surabaya dengan KA Commuter Line Bandung Raya, mengguncang wilayah Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada pagi Jumat yang sunyi. Berdasarkan keterangan resmi, kecelakaan ini menelan korban jiwa, dengan empat orang dinyatakan meninggal dunia, sementara 28 orang lainnya mengalami luka-luka.
Menurut informasi yang diterima dari Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat, Kombes Pol Ibrahim Tompo, korban yang terluka telah segera diberikan pertolongan medis dan dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cicalengka, serta fasilitas kesehatan lainnya di sekitar wilayah kejadian.
“Informasi korban yang terbaru itu sebanyak 28 korban terluka, kemudian yang meninggal ada empat orang,” ujar Kombes Pol Ibrahim Tompo dalam konferensi pers di Bandung.
Jajaran petugas medis dan keamanan terjun langsung ke lokasi kecelakaan untuk memberikan pertolongan dan melakukan evakuasi korban. Tindakan cepat ini dilakukan untuk memastikan bahwa para korban segera mendapatkan bantuan medis yang diperlukan. Korban luka-luka dilarikan ke RSUD Cicalengka dan beberapa puskesmas terdekat.
Ibrahim menjelaskan bahwa korban tragedi kecelakaan kereta Bandung yang meninggal dunia merupakan pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI), bukan penumpang kereta api. Dua jenazah di antaranya telah berhasil dievakuasi ke RSUD Cicalengka, sementara dua lainnya masih terjebak di dalam gerbong kereta.
“Untuk korban yang meninggal, ini baru dua yang dievakuasi, yaitu masinis dan asisten masinis KA Lokal Bandung,” tambahnya.
Korban yang terjebak di dalam gerbong kereta menjadi fokus utama petugas, yang terus berupaya untuk mengevakuasi mereka dengan aman. Proses evakuasi diperkirakan memakan waktu beberapa jam karena kondisi yang sulit dan kompleks di lokasi kecelakaan.
VP Public Relations PT KAI, Joni Martinus, memberikan penjelasan terkait jumlah penumpang yang berada dalam dua kereta yang terlibat kecelakaan. Dari total 478 penumpang, sekitar 287 berada di KA Turangga, sementara sekitar 191 di dalam KA Lokal Bandung Raya. Menariknya, seluruh penumpang yang mengalami kecelakaan dinyatakan selamat.
“Jumlah penumpang yang berhasil kami identifikasi sejauh ini adalah sekitar 287 orang di KA Turangga dan sekitar 191 penumpang di KA Lokal, semuanya dalam keadaan selamat,” ungkap Joni Martinus dengan tegas.
Dalam kondisi darurat seperti ini, tim dari PT KAI dan instansi terkait, seperti Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), bergerak cepat untuk menyelidiki penyebab pasti dari kecelakaan ini. Joni Martinus menyampaikan bahwa pihaknya bersama KNKT tengah mendalami semua aspek yang mungkin menjadi faktor penyebab tragedi ini.
“Pihak KAI bersama KNKT masih menyelidiki penyebab kecelakaan kereta api di Cicalengka,” ungkap Joni.
Masyarakat sekitar dan para keluarga korban diminta untuk tetap tenang dan bersabar sambil menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut. Seiring berjalannya waktu, PT KAI berjanji untuk terus memberikan informasi terkini seputar perkembangan investigasi ini.
Tragedi kecelakaan kereta Bandung terjadi pada Jumat pagi di lintas Haurpugur-Cicalengka di wilayah Kabupaten Bandung. Berdasarkan informasi awal, kecelakaan melibatkan KA Turangga relasi Bandung-Surabaya dan KA Commuter Line Bandung Raya. Lokasi kejadian, yang berada di daerah pedesaan, membuat upaya penyelamatan dan evakuasi menjadi lebih rumit.
Warga sekitar yang menyaksikan kejadian ini menyampaikan rasa dukanya dan memberikan bantuan kepada tim penyelamat. Pemerintah daerah setempat juga memberikan dukungan penuh terhadap upaya penyelamatan dan pemulihan pasca-kecelakaan.
Pada saat yang sama, Kementerian Perhubungan dan PT KAI memastikan bahwa mereka akan bekerja sama dengan seluruh pihak terkait untuk mengidentifikasi penyebab kecelakaan dan mencegah terjadinya insiden serupa di masa depan.
Pasca tragedi kecelakaan kereta Bandung ini menyoroti pentingnya keselamatan transportasi dan perlunya langkah-langkah pencegahan yang lebih baik dalam menjaga keamanan penumpang. Dalam rangka mencegah kecelakaan serupa, perhatian yang lebih besar terhadap perawatan dan pemeliharaan infrastruktur kereta api menjadi kunci utama. Demikian pula, peningkatan sistem keamanan dan teknologi di sektor transportasi harus terus menjadi prioritas.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat dan keluarga korban tragedi kecelakaan kereta Bandung ini berharap agar investigasi dapat memberikan jawaban yang memuaskan, sementara pemerintah dan instansi terkait diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang konkrit untuk mencegah tragedi serupa di masa depan. Kecelakaan kereta ini menjadi peringatan bagi seluruh sistem transportasi untuk terus memprioritaskan keselamatan sebagai yang utama.