SULUT I REPUBLIKNEWS.NET– Sebanyak 9.343 jiwa penduduk Pulau Tagulandang dan Pulau Ruang Kabupaten Kepulauan Siao Tagulandang Biaro (Sitaro) Provinsi Sulawesi Utara yang terdampak erupsi Gunung Ruang, masih mengungsi. Pasalnya, Gunung Ruang tersebut hingga saat ini masih terus menunjukkan adanya aktivitas vulkanik.
“Pada tanggal 13 Mei 2024 lalu, terjadi penurunan tingkat aktivitas Gunung Ruang dari Level IV (AWAS) menjadi Level III (SIAGA),” terang Abdul Muhari, Ph.D, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mengutip rilis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),” Jumat (16/5/2024).
Abdul Muhari memaparkan, bahwa Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, melaporkan sebanyak 9.083 jiwa dan 5000 rumah terdampak akibat aktivitas vulkanik Gunung Ruang ini.
“Peristiwa ini juga mengakibatkan 9.343 warga mengungsi, untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan dari aktivitas vulkanik Gunung Ruang yang tersebar di berbagai Kota dan Kabupaten terdekat,” jelasnya.
Adapun jumlah pengungsi dibeberapa lokasi pengungsian, diantaranya Kota Manado sebanyak 2.794 jiwa, Kota Bitung sebanyak 1.567 jiwa, Kabupaten Minahasa Utara 1.041 jiwa, Kabupaten Minahasa 608 jiwa, Kabupaten Sitaro Pulau Siao 493 jiwa, Pulau Tagulandang 2.835 jiwa, dan Pulau Biar 5 jiwa.
“Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro, melalui BPBD Kabupaten Sitaro, akan terus melakukan upaya pemulangan pengungsi yang berada di luar kawasan rawan bencana,” ujarnya.
Hingga saat ini, kata Abdul, telah didata melalui pendataan pengungsi terpilah oleh tim yang didampingi BNPB di wilayah Kecamatan Tagulandang, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado serta melakukan survey lokasi untuk kebutuhan relokasi pengungsi.
“Kegiatan belajar mengajar serta berbagai fasilitas pendidikan yang terdampak akibat aktivitas vulkanik Gunung Ruang ini, membuat Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) secara intens berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Pj Bupati Sitaro,” paparnya.
Sedangkan koordinasi ini, untuk menyelenggarakan kembali kegiatan belajar dan ujian sekolah secara terpusat bagi peserta didik yang terganggu kegiatan belajarnya akibat berada dilokasi pengungsian.
“Pemerintah Kabupaten Sitaro memutuskan memperpanjang status tanggap darurat selama 14 hari yang dimulai sejak tanggal 14 Mei – 27 Mei 2024,” tuturnya.
BNPB mengimbau, agar masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ruang diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ruang.
“Tetap mengikuti perkembangan aktivitas Gunungapi Ruang dari pihak berwenang seperti Pos Pengamatan Gunungapi Ruang, PVMBG, BNPB, BPBD dan lainnya,” tukasnya.
Sumber : Pusdatin KK BNPB
Editor : Asep Sbc