Dilaporkan Pungli, SMK Negeri 1 Cileungsi Bogor Kini Hanya Kurangi Nominal Pungutan Siswa 

BOGOR I REPUBLIKNEWS.NET- Pihak SMK Negeri 1 Cileungsi Kabupaten Bogor, menyatakan telah membatalkan pungutan yang sebelumnya direncanakan dengan nominal yang cukup fantastis dan memberatkan para orang tua siswanya. Namun nominal pungutan tersebut, kini hanya dikurangi setelah adanya kesepakatan bersama pihak orang tua siswa. 

Hal tersebut dibenarkan Komite SMK Negeri 1 Cileungsi, Budi, yang mengatakan bahwa usai mengadakan rapat dengan orang tua siswa, kemudian di dalam rapat tersebut diumumkan bahwa setelah didesak LSM Penjara dan orang tua siswa, agar meniadakan pungutan tersebut.

“Hari ini kami mengumumkan dan memutuskan, tentang pengurangan nilai pungutan yang sempat viral. Kemudian sekaligus membahas program sekolah lainnya,” ucap Ketua Komite SMK Negeri 1 Cileungsi, Budi Wahyu, dalam keterangannya.

Budi menjelaskan jika keputusan tersebut diambil setelah viral, bahkan ditolak orang tua siswa, hingga didesak oleh aktivis dari LSM Penjara, agar sumbangan atau pungutan tersebut ditiadakan.

“Keputusan ini diambil setelah viral dibeberapa media, dan juga setelah dilaporkan oleh LSM Penjara Ke APH dan KCD, serta desakan dari orang tua murid agar pungutan tersebut dihapus dan ditiadakan”, jelasnya.

Budi berkilah, bahwa alasan pungutan tersebut,  karena pihak sekolah menyodorkan 12 program sekolah dengan berbagai macam item kegiatan yang membutuhkan anggaran cukup fantastis yang nilainya hingga mencapai 2 milyar.

“Dari 12 item yang disodorkan, beberapa item kami coret. Karena menurut penilaian banyak pihak tidak urgent dan juga tidak penting. Dan akibat keteledoran kami selaku komite, program tersebut kami jalankan dan berujung masalah, hingga ditolak orang tua siswa serta APH,” jelasnya.

Ia memaparkan, bahea program sekolah yang membutuhkan anggaran 2 milyar tersebut, dari hasil rapat tersebut disepakati kebutuhan menjadi 1 milyar dengan dengan perhitungan 400 siswa-siswi menjadi 2 juta rupiah persiswanya dengan sistem dicicil, dan sementara yang tidak mampu tidak dibebankan.

“Anggaran 2 Milyar yang dibutuhkan sekolah untuk menutupi kebutuhan sekolah yang tidak dicover oleh Dana BOS, hari ini kita kurangi jadi 1 milyar. Kemudian untuk yang sudah membayar lunas, kami akan kembalikan karena orang tua minta dikembalikan,” jelasnya.

Sementara itu, Riza salah satu orang tua siswa yang hadir dalam rapat komite tersebut, mengaku menyambut baik keputusan tersebut. Ia berharap pungutan-pungutan seperti ini tidak ada lagi, apalagi di sekolah negeri yang notabenenya sekolah gratis.

“Alhamdulillah, rapat komite hari ini pihak sekolah dan komite sekolah sepakat menurukan angka sumbangan, atau pungutan yang awalnya sekitar 11 juta kurang dikit per-siswa,” kata Riza..

Mewakili orang tua siswa lainnya, iq berharap kedepannya agar pihak sekolah dan komite sekolah tidak lagi membuat program yang dapat membebankan  orang tua siswa, meski dengan dalih untuk kemajuan sekolah.

“Kami harap sekolah ataupun komite tidak lagi membuat program yang memberatkan orang tua siswa. Intinya jangan memungut uang dengan dalih sumbangan apapun”, tutupnya.

Sebagai informasi, indikasi pungutan liar berdalih sumbangan di SMK Negeri 1 Cileungsi Jalan Raya Narogong No.55, Limus Nunggal, Kecamatan Cileungsi, mencapai puluhan juta rupiah persiswanya. Namun hal itu mendapat penolakan jeras dari para orang tua siswa-siswi, hingga membuat surat pernyataan.

Indijadi pungutan liar yang terjadi di SMK Negeri 1 Cileungsi, juga sudah dilaporkan oleh Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pemantau Kinerja Aparatur Negara (Penjara) DPC Bogor Raya Romi Sikumbang. Laporan dilakukan  baik ke Pj Gubernur Jawa Barat, Kemendikbud, Kejaksaan Bogor dan juga KCD wilayah 1 Jawa Barat, Disdik Provinsi Jawa Barat serta ke Polres Bogor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *