Shalat Tarawih di Ponpes Indramayu Berlangsung Cepat: Selesai dalam 7 Menit

INDRAMAYU | republiknews.net – Shalat Tarawih di Ponpes Indramayu Jawa Barat, mengejutkan dengan cara melaksanakan salat tarawih yang lebih efisien dari biasanya.

Di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah, salat sunah pada malam bulan suci ini diselesaikan dengan cepat, hanya dalam waktu sekitar 7 menit.

Sebelum masuk waktu salat isya, jemaah dan santri Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah telah berkumpul untuk melaksanakan ibadah rutin di malam bulan puasa, yaitu salat sunah tarawih. Awalnya, salat isya dilaksanakan seperti biasa.

Pada saat bacaan takbir berkumandang, imam salat segera memulai salat tarawih dengan gerakan yang cepat, diikuti oleh ratusan jemaah di belakangnya.

Dengan kelincahan, imam salat membacakan surat-surat dan menyelesaikan satu salam dalam waktu kurang dari satu menit.

Meski tak ada aba-aba khusus, imam salat segera memulai rangkaian salat tarawih dengan gerakan yang gesit, diikuti dengan penuh khidmat oleh jamaah yang memadati masjid.

Dengan lancar, imam salat membacakan ayat-ayat suci dan menuntun jemaah melalui gerakan-gerakan salat dengan kecepatan yang mengagumkan.

Hasilnya, satu rangkaian salat tarawih dapat diselesaikan dalam hitungan waktu yang sangat singkat, bahkan kurang dari satu menit saja.

“Tradisi salat tarawih di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah telah berlangsung selama sekitar 15 tahun, dan hingga kini kami terus mempertahankannya dengan penuh semangat,” ujar Ustaz Huabihi Muhyinidzom (22) kepada detik Jabar pada Jumat (15/3/2024).

Pelaksanaan shalat tarawih di Ponpes Al-Qur’aniyah Indramayu ini dapat disebut sebagai “kilat”. Dalam satu sesi salat tarawih beserta witir yang mencakup 23 rakaat, jemaah hanya memerlukan waktu tujuh menit untuk menyelesaikannya.

Dengan mengasumsikan bahwa satu menit sama dengan 60 detik, maka total waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan 23 rakaat salat tarawih di pondok pesantren ini adalah 420 detik. Oleh karena itu, jika dihitung per rakaat, waktu yang diperlukan hanya sekitar 18 detik saja.

Menurutnya ,tradisi pelaksanaan shalat tarawih di Ponpes Al-Qur’aniyah dengan kecepatan tinggi di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah, yang terletak di Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, telah berlangsung selama 15 tahun terakhir.

Praktik ini dimulai sejak imam salat KH Ahmad Zuhri Ainani memimpin pelaksanaan salat tarawih sekitar tahun 2009-2010, menjadikannya sebagai pelopor dari salat tarawih ‘kilat’.

“Tradisi ini telah diwariskan secara turun temurun sejak sekitar tahun 2009-2010,” ungkapnya.


Menurut Ustaz Huabihi, yang terpenting dari salat dengan gerakan cepat ini adalah kesesuaian dengan syarat dan rukunnya salat.

Setiap kali membacakan salat, Ustaz Huabihi cenderung menggunakan surat-surat pendek, mulai dari satu ayat atau ayat-ayat keselamatan. Pendekatan ini sesuai dengan ilmu yang diterima dari para guru.

“Dalam salat tarawih, bacaan yang kami pilih adalah ayat-ayat keselamatan, tujuh ayat keselamatan yang telah diajarkan oleh para guru kami mengenai salamun dan ayat-ayat lainnya,” terangnya.


“Tujuan dari pelaksanaan salat tarawih kilat ini adalah untuk melatih daya ingatan, dan yang kedua, ini adalah tradisi yang telah diwariskan oleh guru-guru kami saat kami belajar di pondok pesantren,” ungkap Ustaz Huabihi.

Bagi sebagian jemaah, awalnya salat tarawih dengan gerakan yang sangat cepat ini sulit diikuti, terutama pada awal bulan Ramadan.

Namun, seiring berjalannya waktu, pada hari-hari berikutnya, mereka mulai terbiasa mengikuti gerakan cepat imam salat karena sudah terbiasa.

“Pada awal-awal bulan Ramadan, kami merasa kesulitan, tetapi setelah beberapa hari, kami mulai terbiasa dengan gerakan yang cepat itu,” kata salah seorang jemaah, Talmin.

Mayoritas jemaah yang mengikuti salat tarawih kilat ini adalah pemuda. Menurut mereka, banyak pemuda yang lebih memilih salat sunah tarawih yang lebih cepat, terutama karena di sini mayoritas jemaahnya adalah masyarakat yang masih muda.

“Alasan utama kami adalah karena mayoritas masyarakat di sini adalah pemuda, jadi kadang-kadang pemuda tidak ingin terlalu lama dalam melakukan salat”, katanya.

“Terutama jika syarat dan rukunnya sudah dipenuhi seperti yang disampaikan oleh pak kiai, maka Alhamdulillah kami akan sah melakukan salat tarawih,” kata Talmin.


Jemaah lainnya, Jamaludin (40), mengatakan bahwa salat dengan gerakan cepat ini sudah menjadi kebiasaan yang ia ikuti sejak belasan tahun lalu.

“Saya sudah melakukan shalat tarawih di Ponpes Al-Qur’aniyah Indramayu ini selama dua tahun terakhir. Awalnya saya merasa kaget, tetapi setelah beberapa hari, saya sudah terbiasa,” kata Jamaludin.

Sebagai informasi tambahan, salat tarawih kilat awalnya dipimpin oleh imam salat seperti KH Ahmad Zuhri Ainani, yang dianggap sebagai generasi pertama.

Kemudian, dilanjutkan oleh KH Azun Mauzun. Dan dalam dua tahun terakhir, imam salatnya dipegang oleh Ustaz Huabihi Muhyinidzom.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *