BOGOR I REPUBLIKNEWS.NET-Pemerintah Kota Bogor melalui Sekertaris Daerah (Srkda) merealise data stunting di wilayahnya yang diklaim sudah mengalami penurunan. Hal Ini diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Syarifah Sofiah usai membuka acara publikasi stunting sebagai aksi konvergensi ke-7 tingkat Kota Bogor dan pembentukan jejaring untuk promosi kesehatan.
Dari informasi yang dihimpun, tercatat dari 80 persen anak-anak di Kota Bogor pada Agustus 2023 lalu, sudah ditimbang dan hasil menunjukkan data angka stunting Kota Bogor mengalami penurunan, semula 2.300 menjadi 1.800.
“Turunnya angka tersebut, sebagai upaya yang luar biasa hasil kolaborasi dan kontribusi semua elemen di Kota Bogor,” ucap Syarifah Sofiah di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Jumat (27/10/2023).
Dalam penanganannya, Pemkot Bogor melibatkan ASN Kota Bogor dalam program ASN Penting-Lur, setiap bulan para ASN menyumbangkan telur seberat 1,5 kg bagi anak-anak di Kota Bogor.
“Dengan diberikan protein secara kontinu, maka bisa mengurangi stunting atau meningkatkan berat badan serta tinggi anak-anak,” katanya.
Untuk PR yang jumlahnya kurang lebih sekitar 1.000-an, lanjutnya, akan diupayakan melalui kolaborasi dengan para komunitas, namun untuk tahun 2024 akan dianggarkan di APBD Kota Bogor. Sementara untuk angka risiko stunting, jauh lebih besar yaitu 20 ribuan.
“Di satu sisi kita harus turunkan dulu yang stunting, mengingat waktunya hanya dua tahun. Kalau terlambat atau tidak tertangani, akan berdampak pada yang lainnya, salah satunya perkembangan otaknya akan terhambat,” tegasnya.
Pada sisi lain, keluarga yang berisiko jangan sampai menambah lagi angka stunting karenanya ibu hamil, calon pengantin (catin), anak-anak dibawah dua tahun harus dari awal diberikan treatment agar tidak masuk stuntin.
“Untuk keluarga risiko stunting pemerintah pusat memberikan bantuan melalui Bapanas, diantaranya sembako, ayam dan telur bagi keluarga risiko stunting. Bantuan lain diberikan pihak swasta, mengingat penanganan stunting adalah prioritas mulai dari pusat hingga daerah,” tutupnya.
Untuk diketahui, acara publikasi stunting sebagai akasi konvergensi ke-7 tingkat Kota Bogor dan pembentukan jejaring untuk promosi kesehatan sendiri diisi para narasumber, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.(hrb)
Editor : Asep S Bc