Saling Klaim Elektabilitas Calon Bupati Bogor Rudy vs JAMUS, Ini Kata Direktur LPKP

BOGOR I REPUBLIKNEWS.NET –Saling klaim elektabilitas antara Paslon Bupati Bogor, Direktur Lembaga Pemerhati Pemerintah (LPKP) Rahmatullah alias Along memberikan perhatian khusus.

Hal teesebut menyusul adanya saling klaim elektabilitas antara kubu Paslon Bupati Bogor nomor urut 01 dengan Paslon nomor urut 02.

Diketahui, Cabup Paslon nomor urut 01 Rudy Susmanto mengklaim jika elektabilitasnya tembus 75 persen, sedangkan Bayu – Kang Mus hanya 20 persen, sisanya belum menentukan pilihan.

Hal berbeda diungkapkan pendukung Paslon Bupati Bogor Nomor urut 02 dari Jaringan Aktivis Muda Bayu – Kang Mus (JAMUS) Prastyansyah Nugraha.

Mwreka mengklaim jika elektabilitas Paslon nomor urut 01 adalah 47,3 persen dan Paslon nomor urut 02 sebesar 48,9 persen.

“Saling klaim itu sah-sah saja dalam politik. Hanya saja, kalau tidak mendasar dan rasional, itu akan menjadi sebuah blunder dan mungkin akan menjadi bahan tertawaan,” kata Along.

Lebih lanjut Along mengatakan, sepengalamannya jika melakukan survei, itu ada metodenya. Salah satunya menentukan populasi dan sampel.

“Tentukan populasi yang akan menjadi sumber data penelitian, selain itu kemudian pilih sampel dari populasi tersebut,” kata Along.

Selain itu juga harus menentukan jenis survei yang akan digunakan, misalnya wawancara atau kuesioner.  Jadi ada prosedur standarnya.

“Jadi lembaga manapun bisa, apalagi jika lembaga itu tidak ada titipan kepentingan salah satu calon atau benar independen dan punya integritas. 

“Dan yang menyampaikan hasil surveinya itu lembaga itu sendiri, dengan metode yang dipakainya,” ujar Along.

Along menuturkan, jika dari hasil analisa timnya dan temuan di lapangan itu, kandidat Paslon nomor urut 01 itu koalisi gemuk dengan 17 partai, belum ada yang turun ke lapangan melakukan konsolidasi dan mengajak ke masyarakat.

“Gerakan Koalisi 17 partai itu hanya lewat media saja, seperti banner bergambar kandidat Paslon nomor urut 01 dan ketua-ketua partai atau anggota dewan saja. 

“Tapi untuk gerakan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, itu tidak maksimal atau bahkan bisa dibilang stagnan,” imbuh Along.

Stagnan yang dimaksud Along adalah koalisi partai besar tapi banyak yang tidak bergerak. Hal ini harus menjadi bahan evaluasi secara menyeluruh oleh Paslon nomor urut 02,” jelas Along. 

Hal berbeda yang dilihat Along pada Paslon nomor urut 02, di mana Bayu Syahjohan dan Kang Mus sudah terlihat kerjasamanya yang sangat baik.

Sejak kedua orang tersebut mendaftarkan diri sebagai pasangan calon bupati dan wakil bupati Bogor, keduanya kompak turun langsung ke tengah masyarakat.

“Hal berbeda dengan kandidat 02, di mana calon bupati dan wakil bupati hampir setiap hari nya ada gerakan dan langsung bersentuhan dengan masyarakat di bawah,” kata Along.

Terkait dengan media publikasi, Paslon nomor urut 02 juga banyak terlihat di lokasi-lokasi strategis, bahkan di pelosok-pelosok kampung.

“Media kampanye Paslon 02 masif dan rapih. Kalau disurvei kembali, mungkin bisa seimbang atau bahkan bisa lebih tinggi angkanya,” tutup Rahmatullah. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *