BOGOR I REPUBLIKNEWS.NET- Menyambut Hari Raya Idul Fitri atau Hari Kemenangan, adalah ekspresi kemenangan Umnat Muslim setelah berhasil mengalahkan hawa nafsu selama bulan suci. Namun, kegembiraan bukan berarti dengan berhura-hura, berpesta pora, dan hal-hal yang bersifat mubazir.
Dar der dor, hingar bingar ledakan petasan dan kembang api yang bersahutan di udara. Padahal, Pemerintah Kabupaten Bogor melalui 40 Pemerintah Kecamatan telah melakukan himbauan dan menggelar apel ketertiban dan ketentraman menyambut Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah.
“Saya ingin Pemerintah tegas melarang peredaran petasan dan kembang api, atau bila perlu secara terpaksa tutup saja permanen pabrik sampai home industri yang meproduksinya, Hal ini disampaikan oleh Aktifis Lingkungan Hidup Ekologi dan Konservasi, Sabilillah, Kamis (20/4/2023).
Menurutnya, lepas waktu berbuka puasa mulai bersahutan suara mercon dan kembang api, beberapa saat kemudian turun hujan dan suara Guntur bergemuruh dari langit di malam takbiran.
“Itu yang saya amati luapan kegembiraan dengan cara-cara yang mubazir. Padahal, Allah SWT membenci perbuatan mubazir,” ujarnya.
Dirinya kembali mengingatkan, bahwa pernah terjadi hingar bingar kembang api di Bogor pada malam pergantian tahun 2019 ke tahun 2020. Kemudian pada dinihari terjadi pergeseran tanah dan banjir bandang dari Gunung Pancar, serta rangkaian bencana alam di Kabupaten Bogor di hari yang sama.
“Jejak digitalnya belum terhapus, silahkan browsing bencana alam 2020 di Bogor. Sebaiknya melakukan hal-hal yang manfaat, yakni sedekah daripada beli mercon atau kembang api,” ungkap Sabilillah yang berslogan Dari Lereng Gunung Bebersih Bogor tepatnya Pegunungan Gunu g Pancar Desa Karang Tengaah Kecamatan Babakan Madang.
Ia menjelaskan, mercon dan kembang api menimbulkan polusi suara dan meninggalkan sampah. Sedangkan Fenomena cuaca beberapa hari ini cenderung hujan intensitas sedang dan tinggi serta angin kencang. Selain itu, anak-anak kecil bisa mudah membeli petasan diwarung-warung kampung, ada pula anak-anak yang sengaja melempar mercon ke rumah warga dengan dalih membangunkan sahur.
“Semoga Kabupaten Bogor yang Berkeadaban, tidak ada lagi jingar bingar mercon dan kembang api. Semoga bencana yang pernah terjadi di awal tahun 2020 lalu yang kita tidak duga-duga itu tidak terjadi lagi. Ada atau tidak ada korelasinya tapi faktanya terjadi bencana alam karena bencana bukan hal yang kebetulan melainkan akibat kerusakan-kerusakan ulah orang-orang yang lalai,” tutupnya. (Sab/Red)
Edotor : Abk