BOGOR I REPUBLIKNEWS.NET– Kembali memasuki masa panen, petani Kecamatan Cariu, merasa gembira bisa menuai hasil panen padi di saat peralihan musim tahun ini.
Dia menuturkan, padi yang telah dipanen akan dilakukan proses perontokan, lalu gabah yang basah dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur untuk kemudian proses penggilingan.
“Persoalannya saat ini cuaca selalu hujan, padahal dibutuhkan terik matahari untuk mengeringkan gabah yang basah. Kalau tidak kering betul bisa mengurangi kualitas padi juga harganya lebih rendah,” ujarnya, Jumat (20/1/2023).
Dia dan petani lainnya, mengaku sudah lama ingin punya alat pengering gabah juga alat giling padi akan tetapi harganya yang mahal membuat semua itu hanya menjadi sebuah harapan.
“Kalau ngarep bantuan pemerintah mah kudu na ka kelompok tani, tapi ncan aya bantuan alat pengering gabah na, yah nungguan matahari caang weh,” ujarnya dengan logat khas Sunda.
Petani lainnya, Rohmat (40) membenarkan saat ini ada lahan pertanian yang memulai panen. Rata-rata jenis padi CR yang dijual dalam bentuk gabah kering dengan kisaran harga Rp 4.500 sampai Rp 5.000 per kilogram.
“Itupun tergantung dari kualitas gabah keringnya,” jelasnya.
Mengenai peralatan pertanian, ia mengatakan setiap kelompok tani memiliki program dari kebutuhannya masing-masing. Diantaranya, kebutuhan memiliki alat pengering gabah, traktor, alat giling padi dan kebutuhan pertanian lainnya.
“Kelompok tani ingin pihak pemerintah desa selalu memberikan dukung untuk perkembangan sektor pertanian,” tambahnya. (b)