JAKARTA | REPUBLIKNEWS – Perbankan Indonesia mencatat pertumbuhan penyaluran kredit dan kinerja positif pada triwulan pertama tahun 2023. Bank Central Asia (BCA) mencatat laba bersih sebesar Rp 11,5 triliun, naik 43 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 27,37 persen menjadi Rp 15,56 triliun.
Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi volume kredit, imbal hasil dari penempatan dana di obligasi, serta pendapatan biaya atau fee dan komisi.
Pertumbuhan penyaluran kredit menjadi faktor penting dalam kesuksesan kedua bank ini. BCA mencatat penyaluran kredit sebesar Rp 713,8 triliun, naik 12,0 persen secara tahunan, sementara BRI mencatat penyaluran sebesar Rp 1.180,12 triliun, naik 11,18 persen secara tahunan.
Pertumbuhan ini didorong oleh beberapa faktor, antara lain ekspansi volume kredit, imbal hasil dari penempatan dana di obligasi, serta pendapatan dari biaya atau fee dan komisi.
Peningkatan volume kredit menunjukkan adanya permintaan yang kuat dari nasabah untuk memperoleh pinjaman dari bank. Selain itu, imbal hasil dari penempatan dana di obligasi juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan bank.
Selain itu, pendapatan dari biaya atau fee dan komisi juga turut berperan dalam pertumbuhan laba bersih. Hal ini mencerminkan adanya aktivitas bisnis yang meningkat, seperti transaksi perbankan dan layanan jasa keuangan lainnya yang memberikan pendapatan tambahan bagi bank.
Secara keseluruhan, pertumbuhan penyaluran kredit kinerja positif pada triwulan pertama tahun 2023 menunjukkan bahwa sektor perbankan Indonesia terus mengalami perkembangan yang baik. Hal ini memberikan indikasi positif bagi perekonomian secara keseluruhan, karena perbankan memiliki peran penting dalam mendukung aktivitas ekonomi melalui penyaluran kredit dan layanan keuangan lainnya.
Kedua bank ini mengalami kenaikan pendapatan bunga bersih secara signifikan dan pertumbuhan pendapatan selain bunga yang ditopang oleh pendapatan fee dan komisi.
BCA mengalami kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 28 persen secara tahunan menjadi Rp 18,5 triliun. Adapun, pendapatan selain bunga bertumbuh 5,6 persen secara tahunan menjadi Rp 6,3 triliun, ditopang pendapatan fee dan komisi sebesar 6,9 persen secara tahunan.
Sedangkan BRI mencatat kenaikan pendapatan berbasis komisi sebesar 11,45 persen menjadi Rp 5,08 triliun.
Peningkatan penempatan dana di obligasi juga berkontribusi pada pertumbuhan laba bersih kedua bank ini. BCA mencatat imbal hasil yang lebih tinggi dari penempatan dana pada obligasi negara, sementara BRI mencatat kenaikan pendapatan dari agen BRILink dan aplikasi BRImo yang digunakan oleh 26,3 juta nasabah dengan nilai transaksi mencapai Rp 884 triliun.
Kinerja positif ini menunjukkan bahwa perbankan Indonesia telah mengelola risiko dengan baik dan fokus pada segmen UMKM yang menjadi fondasi pertumbuhan perusahaan.
Selain itu, perbankan Indonesia juga senantiasa menyediakan suku bunga yang kompetitif di pasar serta mendorong pemulihan perekonomian.