Bencana Kekeringan di Kabupaten Bogor, Penyaluran 2,8 Juta Liter Air Bersih oleh Pemerintah

BOGOR I REPUBLIKNEWS.NET- Pemerintah Kabupaten Bogor merespons bencana kekeringan, yang hingga saat ini melanda wilayahnya. Kondisi darurat diakibatkan oleh kekeringan yang semakin meluas di 34 dari total 40 kecamatan di Kabupaten Bogor, mengakibatkan masyarakat mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan air bersih.

“Bencana ini telah berlangsung sejak 3 Mei hingga 18 September 2023, dan mempengaruhi 155 Desa/Kelurahan serta sekitar 93,241 Kepala Keluarga (KK) atau lebih dari 320,147 jiwa,” terang Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Aris Nurjatmiko, Selasa (19/9/2023).

Menurut Aris, Pemerintah Kabupaten Bogor telah memulai penanganan bencana dengan membentuk Tim Penanggulangan Bencana Kekeringan Kabupaten Bogor yang terdiri dari berbagai instansi.

Tim ini terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan Palang Merah Indonesia (PMI).

“Langkah serius ini bertujuan untuk membantu masyarakat terdampak, dengan menyediakan air bersih yang sangat dibutuhkan,” paparnya.

Sebagai bagian dari upaya penanggulangan, kata Aris, Pemerintah Kabupaten Bogor telah menyediakan bantuan air bersih gratis dalam jumlah besar. Hingga saat ini, lebih dari 2.8 juta liter air bersih telah didistribusikan ke wilayah yang terkena dampak kekeringan,” ujarnya.

Baca Juga :  Jalin Sinergitas, IWO PD Bogor Raya Gelar Audensi Bersama Direksi RSU Annisa

“Bantuan ini mencakup penyaluran air bersih kepada lebih dari 93,241 Kepala Keluarga (KK) dan lebih dari 320,147 jiwa,” ujarnya.

Bencana kekeringan telah menyentuh 34 kecamatan di Kabupaten Bogor, termasuk Tenjo, Jasinga, Sukajaya, Nanggung, Leuwisadeng, Cibungbulang, Citeureup, Jonggol, Babakanmadang, Sukamakmur, Tanjungsari, Cigombong, Cisarua, dan Cijeruk.

“Berbagai langkah telah diambil untuk meminimalisir dampaknya, dan membantu masyarakat yang terdampak,” imbuhnya.

Sementara itu, jumlah desa yang terkena dampak terbanyak adalah 13 desa di Kecamatan Jasinga dan 10 desa di Kecamatan Jonggol.

“Untuk volume penyaluran air bersih yang bervariasi, mulai dari 2,500 liter hingga 30,000 liter,” jelasnya.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Pemerintah Kabupaten Bogor, Arman Jaya, Pemerintah Kabupaten Bogor juga menyediakan layanan darurat bagi masyarakat yang membutuhkan air bersih.

Masyarakat dapat menghubungi Call Center Tanggap Darurat Bencana Kekeringan, di Call Center BPBD atau Layanan Kegawat Daruratan melalui nomor 112, yang bebas pulsa.

Baca Juga :  Raih TOP CSR Awards 2024, Ini Penjelasan PT.SBI Narogong Bogor 

“Upaya penanggulangan bencana kekeringan terus diperkuat,” kata Arman.

Arman menjelaskan, bahwa operasi darurat termasuk deteksi dini dan optimalisasi pendistribusian air bersih yang dilakukan secara rutin setiap hari.

“Tujuannya adalah untuk mencegah dampak yang lebih luas dari bencana kekeringan,” jelasnya.

Selain itu, Kepala Dinas Damkar Kabupaten Bogor dan 10 sektor Damkar yang tersebar di Kabupaten Bogor, telah diberi instruksi untuk merespons laporan masyarakat dengan cepat dan menyalurkan air bersih bagi warga yang terdampak bencana kekeringan.

“Instruksi ini bertujuan untuk memastikan penanganan yang efektif, dan tepat waktu terhadap kebutuhan mendesak masyarakat,” terangnya.

Dalam koordinasi dengan PDAM dan air curah terdekat, Pemerintah Kabupaten Bogor telah memobilisasi sebanyak 18 unit armada truk tangki air bersih.

“Dari jumlah tersebut, 10 unit berasal dari Damkar, 4 unit dari BPBD, 3 unit dari PDAM, dan satu unit dari PMI Kabupaten Bogor,” tambah dia.

Baca Juga :  Pencarian Orang Hanyut di Sungai Ciaruteun Bogor Masuki Hari Ke-6

Langkah ini, lanjutnya, diambil untuk memaksimalkan penyaluran air bersih dan memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat yang terdampak kekeringan.

“Pemerintah Kabupaten Bogor memastikan akan terus melakukan upaya terbaik, guna mengatasi bencana kekeringan dan membantu masyarakat yang membutuhkan,” paparnya.

Semua instansi terkait bekerja secara sinergis, untuk memastikan bantuan tepat sasaran. Kemudian juga penanganan yang cepat guna mengurangi dampak dari bencana ini.

“Langkah-langkah proaktif dan responsif, terus dilakukan untuk memastikan kesejahteraan masyarakat selama masa sulit ini,” tutupnya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *