Menjaga Toleransi, Ribuan Warteg di Jabodetabek Tutup Selama Ramadan

Depok, RepublikNews – Berdasarkan Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara), sekitar 20 persen warteg di Jabodetabek memilih untuk tutup selama bulan suci Ramadan tahun ini.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk toleransi terhadap umat muslim yang sedang berpuasa, di mana beberapa outlet hanya menutup menu makanan menggunakan kain penutup dan tidak sepenuhnya menutup outlet mereka.

Menurut Ketua Kowantara, Mukroni, sekitar 10.000 warteg berada di bawah naungannya yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Dengan demikian, sekitar 2.000 warteg sudah menutup sejak hari pertama puasa tahun ini.

Namun, Mukroni menegaskan bahwa penutupan warteg tersebut bukan karena mengalami kerugian, melainkan sebagai bentuk toleransi selama bulan suci Ramadan. Beberapa warteg hanya menutup menu makanan menggunakan kain penutup dan tetap buka untuk melayani pelanggan yang berbuka puasa.

Mukroni juga menambahkan bahwa penjualan warteg selama bulan Ramadan tidak menimbulkan efek negatif bagi umat muslim yang berpuasa. Hal ini dikarenakan pelaku usaha warteg melakukan bentuk toleransi dengan menutup gorden agar tidak mengundang efek negatif.

Mukroni memastikan bahwa penutupan warteg hanya sementara dan sebagian pelaku usaha akan menjalankan ibadah puasa bersama keluarga di kampung halaman. Namun, Mukroni mengakui bahwa tidak sedikit pelaku usaha warteg yang mengalami penurunan penjualan, sehingga memilih menutup outletnya.

Di sisi lain, Kepala Seksi Penegakan dan Penindakan pada Satpol PP Kota Depok, Deni Jordan, mengatakan bahwa pihaknya tidak melakukan penutupan terhadap warteg maupun tempat makan yang buka selama bulan suci Ramadan tahun ini. Namun, Satpol PP hanya melakukan imbauan kepada pelaku usaha tempat makan agar tidak menimbulkan efek negatif di masyarakat.

“Kami tidak melakukan penertiban tempat makan, tapi menghimbau untuk tidak memajang makanan, dan menggunakan gorden penutup,” jelas Deni Jordan.

Sejauh ini, penutupan warteg selama Ramadan di Jabodetabek masih dalam kondisi terkendali. Meskipun ada sekitar 2.000 warteg yang memilih menutup, namun masih banyak warteg lainnya yang tetap beroperasi dengan tetap memperhatikan toleransi selama bulan suci Ramadan.

Editor: ab/alf

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *