INDRAMAYU | REPUBLIKSTORY – MA Sentot lahir dengan tonggak sejarah pada tanggal 17 Agustus 1925 di Desa Plumbon, Kabupaten Indramayu. Sejak masa muda, semangat MA Sentot Pejuang Idealis nasionalisme dan cinta pada tanah air telah tumbuh kuat dalam dirinya. Hal ini tercermin dalam dedikasinya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kehadirannya di medan pertempuran selama era perang revolusi merupakan bukti nyata dari patriotisme yang tidak pernah terpadamkan.
Ia menunjukkan karakter unik dengan sikap merakyat dan kesederhanaan yang melekat padanya. Terlahir dari keluarga berstatus terpandang, tidak membuatnya terjebak dalam kesenjangan sosial. Kepribadian inilah yang memberinya kekuatan dalam menghadapi segala rintangan, baik dalam peperangan maupun dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Latar Belakang dan Pemikiran Idealis
Muhammad Asmat Sentot lahir pada 17 Agustus 1925 di Desa Plumbon, Kabupaten Indramayu. Ia tumbuh dengan kepribadian yang merakyat, senang bergaul dengan berbagai kalangan tanpa memandang latar belakang sosial. Meskipun berasal dari keluarga terpandang atau priyayi, Sentot tetap menjaga sikap rendah hati dan kebersahajaan. Karakter ini memberinya fondasi kuat untuk melawan feodalisme dan kolonialisme yang melanda pada masa itu.
Selama masa Pendudukan Jepang, Sentot aktif terlibat dalam perlawanan melawan pasukan Sekutu pada tahun 1943. Setelah itu, ia bergabung dengan Tentara Pembela Tanah Air (PETA), sebuah organisasi militer yang didirikan oleh Jepang. Pendidikan militer membantu Sentot mencapai pangkat Giyu-Shoi (Letnan Dua Tentara Sukarela) dan menjadi Komandan Pleton di Majalengka. Ketika Indonesia merdeka, Sentot dipercayakan sebagai wakil komandan kompi di Anjatan, Indramayu.
Pasukan Setan dan Karakter Unik
Salah satu hal yang mencolok dalam perjalanan perjuangan MA Sentot adalah pembentukan pasukan dengan julukan “pasukan setan”. Pasukan ini memakai logo tengkorak tanda silang sebagai identifikasi. Tindakan ini, meski unik dan kontroversial, menunjukkan karakter keras dan semangat pantang menyerah dalam melawan penjajah. Rekan-rekan seperjuangan Sentot memberinya julukan “jenderal kere” yang mencerminkan sifatnya yang tegas dan gigih dalam memimpin.
Pangkat dan Jabatan Tidak Menentukan Karakter
Meskipun memiliki karier yang sukses di militer, Sentot tetap mampu mempertahankan integritasnya. Ia tidak menggunakan pangkat dan jabatannya sebagai alat untuk mengumpulkan harta benda. Meskipun pada era Orde Baru peluang mengumpulkan kekayaan sangat terbuka, Sentot tetap hidup sederhana dan menolak tawaran pangkat bintang satu. Tindakan ini menunjukkan karakternya yang sangat idealis dan tidak tergoyahkan oleh godaan materi.
Hidup Sederhana dan Warisan
Setelah pensiun pada tahun 1980 dengan pangkat terakhir Kolonel TNI AD, selain MA Sentot Pejuang Idealis dia juga memilih untuk hidup dengan sederhana di Desa Sukahaji, Kecamatan Patrol, Indramayu. Bersama istri dan sembilan anaknya, ia mengabdikan sisa hidupnya untuk keluarga dan masyarakat. Sosok yang ganas di medan pertempuran ini ternyata memiliki kepribadian yang penuh kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari.
M. Alam Sukmajaya, putra Sentot, menggambarkan ayahnya sebagai sosok yang tidak hanya berjuang untuk bangsa dan negara, tetapi juga hidup menganut nilai-nilai kejujuran dan kesederhanaan. Ia menolak tawaran uang pensiun dan pangkat bintang satu, karena bagi Sentot, penghargaan bukanlah tujuan utama dari perjuangan.
Inspirasi untuk Generasi Masa Kini
MA Sentot merupakan contoh nyata seorang pejuang idealis yang tidak hanya berjuang di medan perang, tetapi juga dalam hidup sehari-hari. Tindakannya membentuk “pasukan setan” dan menolak gemerlap dunia material menunjukkan keberanian dan integritasnya. Kisah hidupnya adalah inspirasi bagi generasi muda untuk menghargai nilai-nilai seperti kesederhanaan, kejujuran, dan semangat mempertahankan kemerdekaan.
Warisan MA Sentot sebagai Pejuang Idealis
Meskipun fisiknya telah tiada, warisan MA Sentot sebagai seorang pahlawan pejuang idealis tetap hidup dalam cerita dan inspirasi. Perjuangannya untuk kemerdekaan Republik Indonesia, semangatnya yang tidak kenal lelah, dan karakter uniknya dalam membentuk pasukan setan akan terus dikenang oleh masyarakat Indramayu dan seluruh Indonesia. Masyarakat akan terus mengingat dan menghargai sumbangsih MA Sentot. Ia merupakan contoh nyata bahwa seorang pahlawan tidak selalu terpancar melalui pangkat dan harta, melainkan melalui tekad dan kejujuran dalam usaha untuk memajukan bangsa.
Mengenang Dedikasi dan Pengorbanan
Dalam mengenang dedikasi dan pengorbanan MA Sentot, banyak pihak yang merasa terinspirasi. Keberaniannya dalam menghadapi tantangan dan kesetiaannya pada prinsip-prinsip yang diyakininya menjadi teladan bagi banyak generasi. Masyarakat Indramayu dan sekitarnya merasa bangga memiliki seorang pahlawan dengan karakter unik yang telah memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan.
Pendidikan dan Kesadaran Generasi Muda
Di lingkungan pendidikan, kisah hidup MA Sentot telah menjadi sumber pembelajaran berharga. Generasi muda dapat mengambil inspirasi dari keteguhan hati dan semangat juang yang beliau tunjukkan dalam menghadapi rintangan. Kisah nyata seorang pahlawan seperti MA Sentot dapat mengajarkan nilai-nilai seperti kesederhanaan, kejujuran, dan pengabdian pada bangsa.
Memahami Makna Sebenarnya dari Kepahlawanan
Cerita MA Sentot juga mengingatkan kita tentang makna sebenarnya dari kepahlawanan. Pahlawan tidak hanya terbatas pada perang fisik di medan tempur, tetapi juga melibatkan perjuangan dalam nilai-nilai yang benar. Sifat-sifat seperti keberanian, integritas, dan semangat tanpa pamrih adalah komponen penting dari kepahlawanan sejati. MA Sentot adalah contoh nyata bagaimana seorang individu dapat memengaruhi sejarah dengan karakter dan tindakan idealis.
Melanjutkan Warisan Pahlawan
Untuk menjaga warisan MA Sentot tetap hidup dan berkelanjutan, perlu ada upaya dari berbagai pihak. Kurikulum perlu diperkuat dengan pendidikan tentang sejarah perjuangan Indonesia dan tokoh-tokoh pahlawan seperti MA Sentot. Selain itu, masyarakat dan pemerintah lokal harus menginisiasi acara peringatan dan seminar mengenai perjuangan pahlawan lokal untuk membangkitkan semangat patriotisme dan nasionalisme.
Kesimpulan
MA Sentot adalah salah satu pahlawan yang membuktikan bahwa kepahlawanan tidak terbatas pada pangkat dan harta, melainkan pada semangat perjuangan dan tekad untuk mempertahankan kemerdekaan. Tindakannya dalam membentuk pasukan setan, menolak tawaran pangkat bintang satu, dan hidup sederhana setelah pensiun adalah cerminan dari integritas dan karakter yang kuat.
Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama generasi muda, untuk menjunjung tinggi nilai-nilai seperti kesederhanaan, kejujuran, dan semangat patriotisme dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Dengan mengenang dan menghormati jasa-jasa pahlawan seperti MA Sentot, kita dapat menjaga semangat perjuangan dan cinta tanah air tetap hidup dalam hati setiap generasi.