SURABAYA | REPUBLIKNEWS.NET – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Jawa Timur pada November mendatang, bakan seru.
Bagaimana tidak, pasangan petahana Khofifah-Emil bakal bersaing dengan pasangan Tri Rismaharini (Risma) dan KH Marzuki Mustamar.
Berdasarkan hasil simulasi, Elektabilitas Khofifah-Emil menunjukkan dominasi yang kuat di Jawa Timur.
Dalam simulasi head to head yang dilakukan ARCI, pasangan Khofifah-Emil meraih elektabilitas sebesar 57,9%.
Sementara itu, pasangan Risma-Marzuki memperoleh 27,2%, dengan 14,9% responden masih belum menentukan pilihan.
Pada simulasi tiga pasangan, jika PDIP dan PKB memutuskan untuk mencalonkan kandidat masing-masing, elektabilitas Khofifah-Emil tetap berada di posisi puncak.
Pasangan Khofifah-Emil memperoleh elektabilitas sebesar 54,3%, diikuti oleh pasangan Risma-Nur Arifin dengan 18,4%, dan pasangan Marzuki-Anggia Emarini dengan 13,5%.
Responden yang belum menjawab berada di angka 13,8%.
Baihaki menjelaskan bahwa elektabilitas Khofifah-Emil yang berada di atas 50% menunjukkan posisi mereka yang relatif aman.
Dengan sedikitnya undecided voters, ia memprediksi bahwa pasangan Khofifah-Emil akan memenangkan Pilgub Jatim 2024.
“Ruang untuk perebutan suara semakin sempit. Jika tidak ada perubahan signifikan dari lawan Khofifah-Emil, sulit sekali mengalahkan petahana di Pilgub Jatim 2024,” jelas Baihaki.
Ia menambahkan, dengan masa pendaftaran yang kurang dari sebulan dan masa kampanye yang tidak sampai tiga bulan,
mengejar elektabilitas Khofifah-Emil akan menjadi tugas berat bagi para penantang, kecuali ada langkah besar dari partai penantang untuk segera menampilkan calon yang kompetitif.
Menurut Baihaki, salah satu faktor yang membuat Khofifah-Emil unggul adalah kepuasan masyarakat terhadap kinerja mereka.
Tingkat kesukaan warga terhadap Khofifah dan Emil mencapai lebih dari 70%, memperkuat posisi mereka sebagai pasangan yang diunggulkan.
“Warga tidak ingin mengambil risiko dengan memilih calon yang tidak memiliki pengalaman atau rekam jejak dalam memimpin provinsi besar.
Jatim dengan populasi hampir 40 juta membutuhkan pemimpin yang sudah terbukti,” tambahnya.
Survei ARCI dilaksanakan pada 1 hingga 12 Juli 2024, dengan melibatkan 1.200 responden.
Survei ini menggunakan metode stratified multistage random sampling untuk mendapatkan hasil yang representatif.
Selain itu, Baihaki mengungkapkan bahwa popularitas Khofifah-Emil tidak hanya didasarkan pada kinerja mereka, tetapi juga pada kemampuan mereka dalam menjaga stabilitas dan kemajuan di Jawa Timur.
Program-program yang mereka jalankan dinilai berhasil meningkatkan kualitas hidup warga.
“Program Khofifah-Emil sangat diapresiasi oleh masyarakat, mulai dari peningkatan infrastruktur hingga layanan publik.
Hal ini menambah kepercayaan warga untuk memilih mereka kembali,” ujar Baihaki.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa survei ini juga mengukur tingkat kesadaran politik warga Jawa Timur, yang semakin meningkat.
Hal ini terlihat dari partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan politik dan sosial.
“Tingkat kesadaran politik masyarakat Jawa Timur kian meningkat, menjadi faktor signifikan dalam menentukan pilihan mereka.
Mereka semakin kritis dalam menilai calon pemimpin,” tambah Baihaki.
Dengan hasil survei yang menunjukkan keunggulan Khofifah-Emil, persaingan di Pilgub Jatim 2024 semakin menarik untuk diikuti.
Partai-partai penantang diharapkan segera mengambil langkah strategis untuk menghadapi dominasi pasangan petahana ini.
“Masa depan Pilgub Jatim 2024 akan ditentukan oleh strategi dan langkah yang diambil oleh masing-masing kandidat dan partai.
“Ini adalah momen penting bagi demokrasi di Jawa Timur,” tutup Baihaki.