JAKARTA I REPUBLIKNEWS.NET-Partai Golkar bergejolak, Airlangga Hartarto yang telah memimpin partai selama hampir tujuh tahun, secara mengejutkan mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum.
Ketua DPD I Golkar NTT, Imanuel Melkiades Laka Lena, mengungkapkan rasa kagetnya saat mendengar kabar ini.
Menurutnya, informasi ini baru diterimanya dari rekan-rekan di DPP Partai Golkar pada Minggu, 11 Agustus 2024.
“Kami baru mendapat informasi dari DPP dan ini sangat mengejutkan,” kata Melkiades saat diwawancarai oleh sejumlah wartawan, Minggu (10/8/2024).
Keputusan Airlangga mundur dari pucuk pimpinan Golkar ini tentu memicu berbagai spekulasi di kalangan internal partai, terutama terkait dengan pelaksanaan Pilkada serentak yang akan datang.
Namun, Melkiades menegaskan bahwa meskipun Airlangga telah mengundurkan diri, hal ini tidak akan mempengaruhi keputusan yang telah diambil oleh tim Pilkada partai.
“Tim Pilkada Partai Golkar memastikan, bahwa semua keputusan yang telah diambil untuk Pilkada serentak akan tetap dijalankan tanpa perubahan, meskipun ada dinamika di tingkat pusat,” katanya.
“Semua hasil yang telah diputuskan oleh DPP tetap berlaku,” ujar Melkiades dengan tegas.
Lebih lanjut, Melkiades meyakini bahwa DPP Partai Golkar sudah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi situasi ini. Menurutnya, DPP tidak akan membiarkan kekosongan kepemimpinan berlangsung lama.
DPP telah menyiapkan langkah-langkah, seperti menunjuk pengganti sementara untuk Airlangga dan mengadakan Munaslub (Musyawarah Nasional Luar Biasa) jika situasi mengharuskannya.
“Oleh karena itu, kami di daerah tidak terlalu khawatir,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Melkiades juga menyampaikan apresiasinya kepada Airlangga Hartarto atas kontribusi dan kepemimpinannya selama menjabat sebagai Ketua Umum Golkar.
DPD I Golkar NTT menyampaikan apresiasi mendalam kepada Pak Airlangga atas segala pencapaian yang telah diraih selama masa kepemimpinannya yang berhasil membesarkan partai dengan baik.
“Selama hampir tujuh tahun, beliau telah membesarkan partai ini dengan berbagai prestasi,” ungkap Melkiades.
Keputusan Airlangga untuk mundur memang mengejutkan banyak pihak, terutama mengingat bahwa Musyawarah Nasional Golkar sebenarnya baru akan diadakan pada Desember 2024, sesuai dengan jadwal.
“Keputusan Airlangga ini juga menimbulkan spekulasi, tentang alasan di balik pengunduran dirinya,” paparnya.
Beberapa sumber dari internal Golkar menyebutkan bahwa Airlangga menandatangani surat pengunduran diri pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
Gonjang-ganjing politik ini tidak hanya mengguncang internal partai, tetapi juga memicu pertanyaan di kalangan pengamat politik dan masyarakat luas.
Apakah keputusan Airlangga untuk mundur ini terkait dengan dinamika politik nasional yang semakin memanas menjelang Pilkada serentak dan Pilpres 2024? Banyak pihak yang mencoba mencari jawaban atas pertanyaan tersebut.
Bagi Golkar, mundurnya Airlangga tentu menjadi tantangan tersendiri.
Seperti yang diketahui, Airlangga memiliki peran penting dalam mendukung kebijakan-kebijakan pemerintahan Joko Widodo selama masa jabatannya sebagai Ketua Umum Golkar.
“Selain itu, di bawah kepemimpinannya, Golkar berhasil memainkan peran strategis dalam menentukan calon-calon kepala daerah pada Pilkada serentak yang akan datang,” ujarnya.
Namun, keputusan Airlangga ini juga membuka peluang bagi munculnya figur-figur baru yang berpotensi memimpin Golkar ke depan.
Beberapa nama mulai muncul sebagai calon pengganti Airlangga, meskipun hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi dari DPP Golkar terkait siapa yang akan menggantikan posisinya.
Dalam pandangan beberapa pengamat politik, mundurnya Airlangga bisa membawa perubahan signifikan dalam peta politik nasional, terutama terkait dengan posisi Golkar dalam kontestasi Pilkada dan Pilpres 2024.
“Sebagai salah satu partai politik terbesar di Indonesia, peran Golkar tentu sangat krusial dalam menentukan arah politik nasional ke depan,” jelasnya.
Di sisi lain, Partai Golkar bergejolak ini juga memberikan sinyal bahwa dinamika internal partai sedang mengalami tekanan yang cukup berat.
Meskipun demikian, DPP Golkar berusaha untuk menjaga stabilitas partai dengan memastikan bahwa seluruh keputusan strategis yang sudah diambil akan tetap dijalankan.
“Ke depan, Golkar harus menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan soliditas partai dan memastikan bahwa proses pergantian kepemimpinan berjalan dengan lancar,” sarannya.
DPP Golkar diharapkan segera mengambil langkah-langkah konkrit untuk menyelesaikan isu kepemimpinan ini, termasuk menggelar Munaslub jika diperlukan.
Bagi Melkiades dan para kader di daerah, fokus utama saat ini adalah menjaga agar seluruh program dan strategi partai yang telah disusun tetap berjalan sesuai rencana.
“Terutama dalam menghadapi Pilkada serentak yang tinggal menghitung bulan,” katanya.
Mereka berharap, siapapun yang akan menggantikan Airlangga nantinya, dapat melanjutkan kepemimpinan dengan semangat dan komitmen yang sama.
Partai Golkar bergejolak saat ini berada pada titik krusial dalam sejarahnya. Pengunduran diri Airlangga, meskipun mengejutkan, juga bisa dilihat sebagai kesempatan untuk melakukan regenerasi dan penyegaran dalam tubuh partai.
“Golkar harus mampu menunjukkan bahwa mereka tetap kuat, dan solid meskipun terjadi perubahan di pucuk pimpinan,” jelasnya.
Dengan tantangan yang ada, Golkar diharapkan tetap menjadi salah satu kekuatan utama dalam peta politik Indonesia.
“Langkah-langkah strategis yang akan diambil oleh DPP Golkar dalam waktu dekat tentu sangat menentukan masa depan partai ini, baik dalam menghadapi Pilkada serentak maupun Pilpres 2024,” tutupny.