JAKARTA | REPUBLIKNEWS.NET – Donald Trump berencana menunjuk Elon Musk sebagai kepala komisi efisiensi untuk mengatasi pemborosan anggaran AS jika berhasil memenangkan Pilpres 2024 mendatang. Musk dinilai mampu melakukan audit menyeluruh atas pemerintahan federal.
Dalam pidato di New York, Trump menyampaikan bahwa Musk, yang merupakan CEO Tesla dan SpaceX, akan bertanggung jawab mengawasi finansial dan performa seluruh departemen pemerintahan AS. Trump yakin langkah ini dapat menghemat triliunan dolar.
Trump juga mengatakan komisi tersebut akan segera mengembangkan rencana aksi untuk mengeliminasi penipuan dan pembayaran yang tidak tepat. Menurutnya, dalam waktu enam bulan, komisi itu akan memberikan dampak besar pada penghematan anggaran negara.
Rencana ini dianggap sebagai upaya untuk memangkas pemborosan di berbagai sektor pemerintahan. Trump menegaskan bahwa program tersebut akan membantu mengatasi tantangan keuangan yang dihadapi pemerintah federal, khususnya terkait utang nasional.
Elon Musk dikenal sebagai tokoh kontroversial yang memiliki pengaruh besar di dunia bisnis dan teknologi. Sejak mengakuisisi X (Twitter), Musk sering terlibat dalam perdebatan politik, termasuk mendukung teori konspirasi sayap kanan AS.
Musk, yang oleh Forbes dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia, dinilai memiliki kapasitas untuk menangani masalah keuangan besar yang dihadapi pemerintah AS. Trump percaya kehadiran Musk akan membawa efisiensi signifikan dalam pengelolaan anggaran.
Namun, sejumlah pihak skeptis dengan rencana Trump tersebut. Mereka meragukan besarnya penghematan yang bisa dicapai hanya dalam waktu singkat, apalagi mengingat Trump sendiri sempat meningkatkan utang nasional selama masa jabatannya.
Trump sebelumnya mengawasi peningkatan utang nasional AS sebesar $8,2 triliun. Meski begitu, dia tidak secara rinci mengidentifikasi sektor-sektor yang akan dipangkas dalam upaya penghematan kali ini. Ini menimbulkan pertanyaan di kalangan pakar ekonomi.
Selain menghadapi tantangan ekonomi, Trump juga sedang bersaing ketat dengan Wakil Presiden Kamala Harris. Harris dari Partai Demokrat telah memperkenalkan visinya sendiri terkait ekonomi AS, yang akan menjadi fokus dalam debat presiden mendatang.
Debat tersebut diprediksi akan menjadi momen krusial bagi Trump dan Harris, mengingat keduanya memiliki pandangan yang sangat berbeda mengenai pengelolaan ekonomi dan utang nasional. Trump berharap rencana efisiensi ini akan memberi keunggulan baginya.
Meski demikian, kritik terhadap rencana ini terus bermunculan, terutama dari kalangan Demokrat yang menilai pengawasan keuangan seharusnya dilakukan oleh lembaga resmi, bukan oleh tokoh bisnis seperti Musk yang belum memiliki pengalaman dalam pemerintahan.
Namun, Trump tetap yakin dengan keputusannya menunjuk Musk. Menurutnya, pendekatan non-konvensional seperti ini diperlukan untuk mengatasi masalah keuangan negara yang sudah berlarut-larut dan membutuhkan solusi inovatif.
Dengan pelaksanaan rencana tersebut, Trump berambisi menjadikan periode keduanya sebagai presiden lebih efektif dalam hal pengelolaan anggaran, meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi di sepanjang perjalanan kampanyenya.