Krisis Gaza: Desakan Bersatu Negara Arab untuk Hentikan Perang

JAKARTA | REPUBLIKNEWS.NET – Dalam pertemuan konferensi ‘Islamic-Arab’ di Riyadh, Arab Saudi bersama negara-negara Islam lainnya meminta dengan tegas desakan bersatu negara arab untuk penghentian segera atas operasi militer di Gaza yang dilakukan oleh Israel.

Krisis kemanusiaan di wilayah Timur Tengah semakin memuncak, dengan seruan dari Pangeran Arab Mohammed bin Salman (MBS) untuk bersatu dalam mendesak Amerika Serikat (AS) dan Israel mengakhiri perang.

Dalam orasinya yang penuh semangat, MBS dengan tegas mengkritik perang yang dianggap tidak berperikemanusiaan dan merugikan warga Palestina.

“Kini, kita dihadapkan pada bencana kemanusiaan yang sepenuhnya menggambarkan kegagalan Dewan Keamanan dan komunitas internasional dalam mengatasi pelanggaran Israel terhadap hukum internasional,” tegasnya dengan mantap.

Pernyataan ini mencerminkan keprihatinan mendalam terhadap keadaan sulit yang dihadapi oleh penduduk Gaza, sambil menyoroti ketidakmampuan lembaga-lembaga internasional untuk mengatasi krisis tersebut.

Pertemuan ini dihadiri oleh pemimpin negara-negara Islam, termasuk Presiden Iran Ebrahim Raisi, Presiden Turki Tayyip Erdogan, Raja Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Desakan bersatu negara arab dan mereka kompak dalam kesepakatan untuk bersatu menekan Amerika Serikat (AS) dan Israel guna menghentikan konflik di Gaza.

Meskipun Desakan bersatu negara arab dan ada kesatuan suara untuk perdamaian, namun terdapat perbedaan pandangan di kalangan negara-negara Arab. Algeria secara tegas meminta pemutusan hubungan diplomatik penuh dengan Israel, sementara beberapa negara lain masih mempertimbangkan hubungan mereka dengan pemerintahan Netanyahu.

Sementara itu, Israel terus melakukan serangan tanpa henti di Gaza sejak serangan pertama Hamas pada 7 Oktober 2023. Jumlah korban terus bertambah, dengan 11.078 orang tewas pada Jumat (10/11) pekan ini. Pejabat Palestina melaporkan bahwa 40% dari korban adalah anak-anak.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut kondisi ini sebagai ‘perang genosida’ dan meminta Amerika Serikat untuk mengakhiri agresi Israel. Di sisi lain, Raisi dari Iran memuji perlawanan Hamas dan mengajak negara-negara Islam untuk memberlakukan sanksi terhadap Israel, termasuk sanksi minyak dan barang lainnya.

Erdogan, Presiden Turki, menyerukan komunitas perdamaian internasional untuk mencari solusi konkrit atas konflik Israel dan Palestina. “Dibutuhkan lebih dari sekadar jeda sementara di Gaza; yang diperlukan adalah solusi yang mampu mengakhiri konflik secara permanen,” dengan tekad yang mantap.

Raja Qatar menawarkan diri sebagai mediator untuk pembebasan tawanan Israel, dengan harapan mencapai kesepakatan perdamaian. Qatar dikenal sebagai ‘markas’ beberapa pemimpin Hamas.

Dunia internasional menyaksikan dengan keprihatinan tingkat tinggi akan eskalasi konflik ini. Pertanyaan besar yang muncul adalah sampai kapan konflik ini akan berlanjut, dan apakah diplomasi dapat membawa solusi yang konkret untuk mengakhiri penderitaan rakyat di Gaza.

Masyarakat dunia menanti langkah-langkah nyata menuju perdamaian di Timur Tengah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *