GARUT I REPUBLIKNEWS.NET- Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mendorong percepatan penanganan darurat gempabumi di Kabupaten Garut yang telah memasuki fase transisi darurat ke pemulihan.
Hal ini ditekankan oleh Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., saat melakukan kunjungan kerja (Kungker) ke Kabupaten Garut Jawa Barat pada Selasa (30/10/2024).
“Saya menekankan pentingnya percepatan, salah satunya dengan penyelesaian pendataan warga yang rumahnya terdampak,” ucap Suharyanto.
Suharyanto menyebut, bantuan tersebut menyasar dengan rincian mulai dari rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan. Selain itu, rumah warga yang tidak rusak namun masuk dalam zona rawan bencana juga agar di data.
“BNPB saat ini masih memproses usulan bantuan stimulan Dana Siap Pakai (DSP) senilai lebih dari 6 Miliar Rupiah untuk Kabupaten Garut,” ujarnya.
Dana tersebut nantinya diperuntukan untuk stimulan rumah warga sebanyak 70 unit rumah rusak berat, 40 unit rumah rusak sedang dan 94 unit rumah rusak ringan akibat gempabumi, pergerakan tanah dan tanah longsor.
Menyambangi Garut, Kepala BNPB tidak datang dengan tangan hampa. Suharyanto juga secara simbolis menyerahkan bantuan guna percepatan penanganan transisi darurat di Kabupaten Garut.
“Adapun bantuan yang diberikan antara lain mobil dapur umum 1 unit, flating pump 10 unit, water treatment portable 20 unit, peralatan sekolah darurat 600 Paket, pakaian 600 paket, dan sembako 1.000 paket,” jelasnya.
Sebagai informasi, turut hadir dalam rapat kerja Pj Bupati Garut Drs. H Barnas Adjidin, M.M., M.M.Pd., Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Lukmansyah, Dandim 0611 Garut, Danrem 062/Tarumanagara, Kapolres Garut, Kalaksa BPBD Kab. Garut, dan jajaran Kepala OPD terkait.
Sosialisasi Kebencanaan, Kepala BNPB Duduk Bersama 600 Santri Roudatun Nawawi
Dalam kunjungannya ke Kabupaten Garut, Kepala BNPB menyempatkan diri menyambangi Pondok Pesantren Roudatun Nawawi, di Kampung Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.
Bersama 600 santri dan ribuan warga, Suharyanto duduk bersama, bercengkrama dalam suasana akrab. Suharyanto menyebut pesantren merupakan salah satu unsur pentahelix,
Kemudian pusat pendidikan dan pengembangan akhlak, yang memiliki peran strategis dalam menyebarluaskan ilmu pengetahuan sekaligus mengajarkan ketahanan dan kesiapsiagaan.
“Saya yakin, dengan komitmen pesantren dalam menyisipkan materi penanggulangan bencana, kita tidak hanya membangun generasi yang cerdas dan berkarakter, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan alam,” ucap Suharyanto.
Sebagai negara yang rawan bencana, Suharyanto menitipkan harapan yang besar kepada para guru Ponpes dalam mendidik para santri, tentang kesiapsiagaan bencana.
“Dengan pengetahuan bencana, diharapkan para santri mampu menjadi agen perubahan di tengah masyarakat, turut serta dalam membangun kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana, serta menjadi garda terdepan dalam melindungi lingkungan sekitar,” tutupnya.
Untuk diketahui, dalam agenda kunjungan ke Pondok Pesantren Roudatun Nawawi, Suharyanto juga berkesempatan menandatangani prasasti rumah singgah, peletakan batu pertama rumah ustad.
Dilanjutkan hingga peresmian rumah singgah lansia. Menutup kunjungannya, Suharyanto menyempatkan untuk shalat berjamaah dan menyantap hidangan makan siang sederhana khas pondok pesantren.
Sumber : PusdatinKK BNPB