Atasi Lahan Kekeringan di Sektor Pertanian Kabupaten Bogor, AUTP Jadi Solusi

BOGOR I REPUBLIKNEWS.NET – Para petani padi yang mengalami gagal tumbuh atau gagal panen akibat bencana kekeringan, saat ini mendapatkan bantuan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang diberikan Pemerintah Daerah (Pemda) dalam hal ini, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor.

“Kami dari Distanhorbun bersama PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), melakukan survey lapangan area persawahan yang akan menerima AUTP yang alami gagal panen akibat kekeringan,” ucap Kepala Bidang Perlindungan dan Pelayanan Usaha Distanhorbun Kabupaten Bogor, Judi Rahmat, Selasa (26/9/2023).

Ia menjelaskan lokasi area persawahan tersebut, salah satunya area sawah seluas 7,5 hektar yang dikelola Kelompok Tani (Poktan) Subur Tani, di Kecamatan Sukamakmur. Luas area sawah Poktan Subur Tani sebesar 26,65 hektar, dan ada 7,5 hektar yang terdampak kekeringan yang akan diberikan AUTP. 

“Pemberian AUTP ini,adalah bukti bahwa Pemkab hadir di tengah-tengah kesulitan yang dihadapi para petani. Pemberian asuransi ini hanya salah satu upaya yang kami kerjakan,” jelas Judi.

Baca Juga :  Pemkab Bogor Targetkan Rencana Kerja di 2024 Sesuai SDGs

Judi menuturkan, dari awal Distanhorbun sudah memprediksi kejadian El Nino ini maka kita sudah meningkatkan asuransinya, tahun 2023 kita naikkan 150 persen. Artinya 2,5 kali lebih besar dari tahun 2022. Tahun 2022 pihaknya menargetkan hanya 10.000 hektar.

“ah tahun ini, karena tadi juga ada bagian dari antisipasi kita naikkan jadi 25 ribu hektar. Sejak pertama kali mendapatkan informasi dari BMKG bahwa tahun 2023 akan terjadi El Nino, antisipasi sudah mulai gencar kita lakukan, seperti memberikan sosialisasi kepada petani berkolaborasi dengan BMKG,” tutur Judi.

Kemudian lanjut Judi, ada juga rehabilitasi sarana dan prasarana seperti jaringan irigasi air tersier, namun tentunya dengan jumlah kelompok tani yang banyak dan keterbatasan anggaran yang memang belum bisa mengakomodir semua kepentingan.

“Upaya lain yang kita kerjakan adalah pemberian AUTP. Jika seandainya petani mengalami kegagalan panen atau si padinya gagal tumbuh sehingga tidak bisa menghasilkan produksi, mungkin ini salah satu solusi,” katanya.

Sementara itu, Representative Office Manager PT. Jasa Indonesia (Jasindo), Ibnu menjekaskan, AUTP adalah program dari pemerintah dimana petani diberi bantuan berupa asuransi. Program ini khusus untuk petani yang mempunyai lahan maksimal 2 hektar. 

Baca Juga :  Forkopimda Kabupaten Bogor Gelar Deklarasi Damai Jelang Pemilu 2024

“Jadi kita bekerjasama dengan Distanhorbun Kabupaten Bogor, benar-benar membantu petani yang kecil. Program ini cukup membantu para petani dimana nilai penggantian per satu hektarnya senilai Rp.6 juta oleh PT. Jasa Indonesia,” ungkap Ibnu.

Ia melanjutkan, persyaratannya mudah, petani hanya tinggal mendaftarkan lahannya, dengan melampirkan KTP dan mengisi formulir. Biaya pendaftaran asuransi tersebut senilai Rp 180 ribu per hektar ditanggung oleh pemerintah alias gratis, dengan rincian 80 persen atau Rp144 ribu dari Pemerintah Pusat, dan 20 persen atau Rp 36 ribu dari Pemerintah Kabupaten Bogor.

“Hari ini kami melakukan survey lapangan terhadap lahan yang akan dicairkan asuransinya. Setelah itu tinggal pengisian dan pengumpulan data dari kelompok tani, kita masukan ke dalam sistem untuk diproses lebih lanjut. Setelah data tersebut dinyatakan lengkap, pencairan asuransi dipastikan tidak lebih dari satu bulan,” ujar Ibnu.

Baca Juga :  Atasi Maraknya Sampah Liar, Achmad Fathoni Dorong DLH Tingkatkan Anggaran Pembinaan KRL

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Subur Tani, Otoh Suhendar mengungkapkan, semenjak saya bergabung dengan kelompok tani ini tahun 2016 sudah ada asuransi AUTP dari pemerintah dan Jasindo. Syaratnya juga mudah, hanya mendaftarkan lahan, menyertakan KTP, dan mengisi formulir.

“Alhamdulillah adanya AUTP ini bisa membantu kami salah satunya ketika menghadapi kekeringan seperti saat ini. Pencairan asuransi ini digunakan untuk modal menggarap kembali sawah dari awal,” ujar Otoh.

Editor : As b

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *