BOGOR I REPUBLIKNEWS.NET-Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pemantau Kinerja Aparatur Negara (Penjara) Bogor Raya, menyoroti sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMAN 1 Babakan Madang. Hak tersebut lantaran adanya siswa miskin hingga berstatus anak yatim pun tidak lolos untuk bisa masuk sekolah negeri.
Hal ini juga memnjadikan orang tua calon siswa yang tergolong kurang mampu atau miskin di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor, sangat mengeluhkan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024, di SMA Negeri 1 Babakan Madang.
Mereka pun mempertanyakan pihak Panitia PPDB di SMAN 1 Babakan Madang, yang terkesan tidak memprioritaskan siswa miskin. Bahkan, pihak Pemerintah Desa setempat pun juga turut menyayangkan hal ini.
Ketua LSM Penjara Bogor Raya Romi Sikumbang, mengaku turut prihatin dan menyayangkan pihak Panitia PPDB di SMAN 1 Babakan Madang yang tidak memperhatikan banyaknya siswa asal warga Kecamatan Babakan Madang yang tidak diterima, apalagi ada salahsatu siswa miskin.
“Saya prihatin sekali, ada anak miskin bahkan anak yatim, tidak lolos di Sekolah Negeri. Ini harus jadi perhatian serius bagi pemerintah,” tegas romi Sikumbang.
Romi menjelaskan, sebagai aktivis sosial kemasyarakatan juga khawatir akan berdampak tidak sedikit anak yang putus sekolah. Putus sekolah tersebut, kata Romi, kemungkinan bagi calon siswa yang orang tuanya tidak mampu. Kemudian terjadi bagi psikologis anak yang kecewa, lantaran tidak diterima disekolah yang diinginkan.
“Ini harus jadi PR untuk semua. Dampak dari banyak warga kami yang tak lolos, seperti calon siswa yang kategori miskin karena terkendala biaya,
hingga dipicu kekecewaan pada anak yang tidak mau ke sekolah yang bukan diinginkan,” terangnya.
Dari data yang diterima LSM Penjara, ada salahsatu pihak keluarga calon siswa asal Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor, meskipun dari kalangan tidak mampu hingga anaknya berstatus anak yatim, tidak diterima pihak Panitia PPDB SMAN 1 Babakan Madang. Hal ini membuat tanda tanya berbagai kalangan, termasuk kalangan Aktivis.
“Ada data aduan ke kita, anak yang daftar SMAN 1 Babakan Madang sudah dua kali tidak lolos. Yang pertama mau jalur Afirmasi/KETM tapi tidak diperbolehkan panitianya, dikarenakan tidak ada kartu KIP,” ujar Romi
Selanjutnya, kemudian mendaftarkan kembali anaknya melalui jalur zonasi dan pada saat pengumuman tidak diterima. Kemudian juga mencoba mendaftarkan kembali melalui jalur prestasi raport pada gelombang ke dua yang dilakukan kada 24 Juni lalu.
“Dan sekarang hasilnya tidak lolos juga. Tapi katanya siswa miskin diprioritaskan, dan kenapa tidak lolos juga,” tambahnya.
Sementara itu, Pihak SMAN 1 Babakan Madang melalui Panitia PPDB, Didik meminta agar pihak orang tua datang langsung ke sekolah untuk mengadukan permasalahannya.
“Coba saja kesekolah tanya pak, bawa raport nya pak. Sama pendaftarannya.
Kalau nanya ke bagiannya langsung enak. Ke siapa aja yang ada di sekolah, nanti ada yang arahin pak,” kata Didik.
Sedangkan pihak KCD Pendidikan Jawa Barat Wilayah 1 Kabupaten Bogor, Yanwar berjanji akan menelusuri hal ini jika memang adanya persoalan tersebut.
“Saya akan telusuri kalau memang begitu. Silahkan ada team pengaduan di sekolah masing-masing-masing,” Singkatnya.